PERBEDAAN SAHAM KONVENSIONAL DAN SAHAM SYARI'AH

Perbedaan Saham Konvensional dan Saham Syariah: Panduan Lengkap

Tasikmalaya, GIBEI UNPER - Investasi saham menjadi salah satu pilihan populer di kalangan investor. Namun, ketika memilih saham untuk berinvestasi, terdapat dua kategori utama yang perlu dipertimbangkan, yaitu saham konvensional dan saham syariah. Meskipun keduanya sama-sama merupakan instrumen investasi di pasar modal, ada perbedaan mendasar yang mempengaruhi cara keduanya dijalankan.

Artikel ini akan membahas perbedaan antara saham konvensional dan saham syariah secara mendetail, serta memberikan beberapa contoh saham yang termasuk dalam kategori masing-masing.

1. Definisi Saham Konvensional dan Saham Syariah

Saham Konvensional adalah saham yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan yang terdaftar di pasar modal tanpa memperhatikan prinsip-prinsip syariah. Investasi pada saham konvensional bisa mencakup saham dari berbagai sektor, termasuk sektor yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip agama Islam, seperti alkohol, perjudian, dan riba.

Saham Syariah, di sisi lain, adalah saham yang diterbitkan oleh perusahaan yang kegiatan usahanya sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam. Saham syariah hanya diterbitkan oleh perusahaan yang menjalankan bisnis yang halal, dan bebas dari aktivitas yang dilarang seperti riba (bunga), gharar (ketidakpastian), dan maisir (perjudian). Saham-saham ini juga wajib mematuhi aturan yang diatur oleh Dewan Syariah Nasional (DSN).

2. Prinsip Utama yang Membedakan Saham Konvensional dan Saham Syariah

- Saham Konvensional :
  - Tidak mempedulikan hukum syariah.
  - Perusahaan dapat terlibat dalam kegiatan yang tidak sesuai dengan prinsip Islam seperti riba, alkohol, dan perjudian.
  - Return yang didapatkan bisa berasal dari sumber yang tidak halal.

- Saham Syariah :
  - Harus mematuhi prinsip-prinsip syariah Islam.
  - Perusahaan tidak boleh terlibat dalam kegiatan yang diharamkan, seperti perdagangan alkohol, perjudian, atau investasi yang melibatkan riba.
  - Dividen yang diterima harus berasal dari sumber yang halal.

3. Perbedaan Kegiatan Usaha

- Saham Konvensional :
  Perusahaan yang menerbitkan saham konvensional tidak terbatas pada sektor atau jenis usaha tertentu. Mereka bebas beroperasi di berbagai bidang, bahkan dalam sektor-sektor yang tidak sesuai dengan hukum syariah.

- Saham Syariah :
  Perusahaan yang mengeluarkan saham syariah hanya beroperasi di sektor yang halal, misalnya sektor manufaktur, teknologi, dan infrastruktur. Sektor yang dihindari oleh perusahaan syariah termasuk perbankan konvensional, alkohol, perjudian, dan sejenisnya.

4. Pengawasan dan Audit Syariah

- Saham Konvensional :
  Saham konvensional tidak diawasi oleh otoritas yang mengatur kesesuaian dengan hukum syariah. Pengawasan lebih berfokus pada kinerja finansial perusahaan dan bukan pada aspek kepatuhan syariah.

- Saham Syariah :
  Saham syariah diawasi oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) atau lembaga sejenis untuk memastikan bahwa perusahaan yang menerbitkan saham tersebut tidak terlibat dalam kegiatan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah. Setiap tahun, saham yang masuk dalam kategori syariah diperiksa dan dievaluasi.

5. Kriteria Saham Syariah di Pasar Modal

Di Indonesia, saham yang termasuk dalam kategori syariah dipilih berdasarkan kriteria yang ketat, di antaranya:

- Pendapatan perusahaan tidak boleh bersumber dari kegiatan yang diharamkan.
- Rasio hutang terhadap ekuitas perusahaan tidak boleh lebih dari 45%.
- Tidak terlibat dalam kegiatan yang melibatkan riba.

6. Contoh Saham Konvensional dan Saham Syariah di Indonesia

Contoh Saham Konvensional
Saham konvensional di Indonesia bisa ditemukan di berbagai sektor industri. Beberapa contoh saham konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) antara lain:
  - Bank Rakyat Indonesia (BBRI) : Meskipun Bank BRI adalah bank yang terbesar, namun aktivitasnya lebih bersifat konvensional dengan bunga yang dianggap riba.
  - HM Sampoerna (HMSP) : Perusahaan ini bergerak di industri tembakau, yang menurut prinsip syariah termasuk dalam sektor yang diharamkan.

Contoh Saham Syariah
Di sisi lain, ada banyak perusahaan di Indonesia yang sahamnya tergolong dalam kategori syariah. Beberapa contoh saham syariah yang terdaftar di BEI antara lain:
  - Bank Syariah Indonesia (BSI) : Bank ini sepenuhnya beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip syariah.
  - Unilever Indonesia (UNVR) : Perusahaan yang bergerak di bidang barang konsumsi ini memenuhi kriteria syariah karena tidak terlibat dalam kegiatan yang diharamkan.
  - Astra International (ASII) : Perusahaan ini bergerak di sektor otomotif dan memiliki bisnis yang sesuai dengan hukum syariah.
  - Indofood Sukses Makmur (INDF) : Perusahaan yang bergerak di bidang makanan dan minuman ini juga memenuhi prinsip syariah.

7. Kelebihan dan Kekurangan Saham Konvensional dan Saham Syariah

Kelebihan Saham Konvensional :
  - Potensi keuntungan lebih besar : Saham konvensional sering kali menawarkan potensi keuntungan yang lebih tinggi karena tidak terbatas oleh aturan syariah.
  - Lebih banyak pilihan : Karena tidak terbatas oleh prinsip syariah, investor memiliki lebih banyak pilihan saham untuk dipilih.

Kekurangan Saham Konvensional :
  - Keterlibatan dalam kegiatan yang diharamkan : Beberapa saham konvensional terlibat dalam bisnis yang bertentangan dengan prinsip agama Islam.
  - Risiko terkait dengan riba : Beberapa perusahaan mungkin terlibat dalam praktik yang berkaitan dengan bunga (riba), yang bisa menyebabkan kerugian dari segi spiritual.

Kelebihan Saham Syariah :
  - Sumber pendapatan yang halal : Saham syariah memastikan bahwa dividen yang diterima berasal dari kegiatan yang sesuai dengan hukum Islam.
  - Fokus pada keberlanjutan : Saham syariah sering kali berinvestasi pada perusahaan yang memiliki dampak positif bagi masyarakat.

Kekurangan Saham Syariah:
  - Pilihan terbatas : Jumlah saham yang memenuhi kriteria syariah lebih sedikit dibandingkan saham konvensional.
  - Potensi keuntungan lebih rendah : Karena pembatasan pada sektor-sektor tertentu, saham syariah mungkin memiliki potensi keuntungan yang lebih rendah dibandingkan saham konvensional.

Investasi saham syariah memberikan pilihan yang sesuai bagi mereka yang ingin berinvestasi sesuai dengan prinsip-prinsip agama Islam. Meskipun mungkin ada potensi keuntungan yang sedikit lebih rendah dibandingkan saham konvensional, keuntungan dari sisi spiritual dan etika menjadi alasan utama bagi banyak investor. Sementara itu, saham konvensional tetap menjadi pilihan bagi mereka yang lebih fokus pada aspek finansial tanpa mempertimbangkan kesesuaian dengan hukum syariah.

Bagi investor yang ingin berinvestasi dalam saham syariah, sangat penting untuk memahami perusahaan mana yang memenuhi kriteria syariah dan mengikuti perkembangan pasar dengan bijak.

Kominfo
Rian Ardiansyah

Komentar