KAPAN WAKTU TERBAIK MEMBELI DAN MENJUAL SAHAM?

Tasikmalaya, Gibei Unper - Berinvestasi di pasar saham bisa menjadi cara yang efektif untuk membangun kekayaan dalam jangka panjang. Namun, salah satu pertanyaan terbesar yang sering ditanyakan oleh investor pemula adalah: "Kapan waktu terbaik untuk membeli dan menjual saham?" Jawaban atas pertanyaan ini tidak selalu sederhana, tapi ada beberapa prinsip dasar yang bisa membantu Anda membuat keputusan yang lebih baik.

1. Waktu Terbaik untuk Membeli Saham

a. Saat Harga Saham Turun Tapi Fundamental Perusahaan Kuat

Misalnya, saham PT XYZ yang biasanya diperdagangkan di harga Rp5.000 per lembar turun menjadi Rp3.800 karena isu sentimen pasar global. Namun, laporan keuangan menunjukkan bahwa pendapatan dan laba perusahaan tetap stabil. Ini bisa menjadi kesempatan emas untuk membeli dengan harga diskon.

Contoh:
Tahun 2020 saat awal pandemi COVID-19, harga saham-saham seperti BBRI, UNVR, dan TLKM turun drastis. Namun, investor yang membeli saat itu dan menahan sahamnya mengalami keuntungan besar dalam dua tahun ke depan.

b. Saat Ada Katalis Positif

Jika sebuah perusahaan mengumumkan ekspansi, peluncuran produk baru, atau peningkatan laba signifikan, harga sahamnya berpotensi naik. Membeli sebelum atau saat berita ini muncul bisa menjadi strategi cerdas.

Contoh:
Saham PT ABC naik 30% dalam sebulan setelah mereka mengumumkan akan menjadi distributor resmi produk Apple di Indonesia.

c. Saat Pasar Secara Umum Lesu (Bear Market)

Investor legendaris Warren Buffett pernah berkata, "Be fearful when others are greedy, and greedy when others are fearful." Artinya, saat pasar turun dan banyak yang panik menjual, justru bisa jadi saat terbaik untuk membeli.

2. Waktu Terbaik untuk Menjual Saham

a. Ketika Target Profit Sudah Tercapai

Sebelum membeli saham, sebaiknya Anda menetapkan target harga jual. Misalnya, jika Anda membeli saham seharga Rp2.000 dan target Anda adalah Rp2.600, maka saat harga mencapai Rp2.600, itu adalah momen yang tepat untuk menjual dan merealisasikan keuntungan.

Contoh:
Anda membeli saham PT DEF seharga Rp1.500 dan menjual di harga Rp2.000 setelah 3 bulan. Anda mendapatkan keuntungan 33%.

b. Saat Fundamental Perusahaan Memburuk

Jika perusahaan mulai mencatat kerugian, kehilangan pangsa pasar, atau terlibat skandal, itu bisa menjadi sinyal untuk menjual saham meskipun Anda sedang rugi.

c. Untuk Diversifikasi atau Kebutuhan Dana Mendesak

Kadang, menjual saham bukan karena performanya buruk, tetapi karena Anda butuh dana tunai atau ingin memindahkan investasi ke aset lain yang lebih menjanjikan.

3. Hindari Timing Pasar yang Sempurna

Tidak ada yang bisa memprediksi pasar dengan akurat setiap waktu. Oleh karena itu, lebih bijak untuk fokus pada analisis fundamental dan tujuan investasi jangka panjang daripada mencoba menebak titik terendah atau tertinggi pasar.

Jadi waktu terbaik membeli dan menjual saham sangat bergantung pada strategi dan tujuan Anda sebagai investor. Dengan memahami kondisi pasar, menganalisis laporan keuangan, dan mengikuti berita ekonomi, Anda dapat meningkatkan peluang meraih keuntungan yang maksimal.


Kominfo

Rian Ardiansyah

Komentar